×
BBGP Provinsi Jawa Tengah Melakukan Sosialisasi dengan Fakultas Ilmu Keguruan Perguruan Tinggi dan Sekolah Tinggi di 35 Kabupaten Provinsi Jawa Tengah

Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah melakukan sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Platform Merdeka Mengajar (PMM) kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di 35 Perguruan Tinggi Provinsi Jawa Tengah pada Kamis (25/08) lalu secara daring. Sosialisasi ini dihadiri sejumlah 89 orang yang terdiri dari Tim BBGP Provinsi Jawa Tengah dan perwakilan dari Perguruan Tinggi.  

Sosialisasi yang dilakukan kepada FKIP di Perguruan Tinggi Provinsi Jawa Tengah ini merupakan langkah awal dalam membekali  mahasiswa/calon guru mengenai IKM dan PMM. Dosen sebagai pendidik mahasiwa harus memahami informasi mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar yang sangat diperlukan sebagai bekal mahasiswa.  

Hal ini sejalan dengan sambutan Kepala BBGP Provinsi Jawa Tengah, Darmadi, S.Pd., M.Pd., dalam penyampaian Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan BBGP Provinsi Jawa Tengah, “Pokja Transformasi Digital (BBGP Provinsi Jawa Tengah) menghelat IKM dan PMM untuk mahasiswa/calon guru karena akan menjadi aktor penerus bagi para senior yang menjalankan profesinya sebagai guru. Tentu dengan semakin majunya peradaban bukan merupakan sesuatu yang bisa ditawar bahwa para mahasiswa/calon guru harus mengikuti perkembangan teknologi pendidikan baik secara teknis maupun filosofis”. Kepala BBGP Provinsi menitipkan pesan kepada Bapak/Ibu yang mengelola FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan) agar filosofi Ki Hajar Dewantoro sudah mulai ditanamkan sejak mahasiswa sehingga ketika mereka terjun melayani anak-anak sudah memiliki motivasi untuk menjadi pelayan pendidikan sesuai dengan marwah pendidikan, sesuai dengan potensi yang dimilikinya bukan sekedar hanya mendapatkan pekerjaan. 

Sesi pertama dibuka oleh perwakilan Pokja Pembelajaran yaitu Tri Haryatmo, M.Pd. untuk menyampaikan tema IKM. Beliau menyampaikan bagaimana sejarah terbentuknya kurikulum merdeka yaitu dari Kurikulum 2013 secara penuh, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan akibat dari pandemi Covid-19), lalu terbentuk Kurikulum Merdeka sebagai opsi pilihan kurikulum dan pada Februari 2022 ditetapkan Kurikulum Merdeka secara resmi. Untuk Kurikulum Merdeka sendiri terdapat 3 jenis yaitu Kurikulum Merdeka Belajar, Kurikulum Merdeka Berubah, dan Kurikulum Merdeka Berbagi yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing. 

Kurikulum Merdeka tidak ada hubungannya dengan prestasi sekolah. “Keunggulan Kurikulum Merdeka diantaranya lebih sederhana dan mendalam karena fokus pada materi yang esensial, lebih merdeka karena peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai minatnya, guru mengajar sesuai tahap perkembangan anak dan sekolah memiliki kewenangan untuk mengelola kurikulum sesuai dengan karakteristik anak dan sekolah, serta lebih relevan dan interaktif karena memberikan kegiatan projek kepada peserta didik untuk mengeksplorasi isu-isu di lingkungannya.” tambahnya.  

Dilanjutkan sesi kedua oleh Wiwik Akhirul Aeni, M.Kom. sebagai perwakilan dari Pokja Transformasi Digital menyampaikan materi PMM, “Aplikasi IKM hanya diperuntukan bagi guru dan kepala sekolah, namun apabila terdapat program khusus dari Kemdikbudristek yang melibatkan dosen atau mahasiswa yang membutuhkan akun belajar.id maka satker dapat mengajukan pembuatan akun”. Dalam penyampaian materinya, beliau mempraktekan bagaimana mengakses akun PMM dari mulai mengunduh aplikasi PMM di PlayStore hingga mencoba untuk mengunduh materi di dalam aplikasi tersebut. 

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan peserta mendapatkan referensi dan penerapan bagaimana Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar yang saat ini mulai diterapkan di sekolah-sekolah dan juga sebagai bekal untuk calon guru/mahasiswa mengenal kebijakan-kebijakan dari Kemdibudristekdikti.