Implementasi Kurikulum Merdeka dengan Menerapkan Pembelajaran Efektif
Lulud Prijambodo Ario Nugroho *)
Belajar merupakan sebuah proses.
Pernyataan ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Cronbach, yaitu“learning is show by change in behavior as a result of
experience”.
Pembelajaran akan efektif
jika proses untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu tepat.
Tidak hanya bagi siswa, proses belajar efektif juga perlu diketahui oleh guru.
Pembelajaran yang efektif bisa jadi salah satu faktor yang menentukan berhasil
atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Karena itu, guru harus dapat merancang
sebuah proses pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran.
Melalui proses belajar yang
efektif, siswa bisa memaksimalkan pemahaman atas pengetahuan yang dipelajarinya
dengan menggunakan waktu yang singkat. Hail
dari proses belajar efektif, salah satunya adalah tujuan pembelajaran seperti memahami
konsep, nilai yang bagus, dan naik kelas, bisa dicapai sesuai waktu yang
ditargetkan. Selain itu, pembelajaran yang efektif tidak hanya membantu siswa
untuk mencapai tujuan tersebut, tapi juga mendukung mereka untuk bisa
menerapkan pengetahuan yang sudah dipelajari secara langsung.
Implementasi Kurikulum
Merdeka, pada proses pembelajarannya lebih menggunakan pendekatan diferensiasi.
Sementara itu ciri khusus pada kurikulum ini untuk menunjukkan secara tegas
posisi kedifernsian adalah mengkelompokkan capaian pembelajaran siswa berdasarkan
fase pertumbuhan anak. Fase yang diakomodir pada kurikulum terdapat 6 fase,
yaitu fase A, B, C, D, E dan F. kemudian ditambah fase pondasi untuk anak usia
dini. Pembagian fase ini, menurut pendapat pengembang sangat monumental
perubahannya. Mengapa? Karena capaian pembelajaran dengan menyesuaikan fase
pertumbuhan baru kali ini diluncurkan oleh kementrian secara tegas. Pembagian
capaian belajar berbasis fase, sebenarnya akan lebih membantu guru supaya
pembelajaran di kelas semakin efektif. Adapaun bagaimana cara guru
mengorganisasi pembelajaran supaya menjadi efektif? Nah pada bahasan kali ini
akan dicoba dikupas secara mendasar tentang bagaimana mewujudkan pembelajaran
yang efektif pada pembelajaran diferensiasi ini.
Gambar 1. Proses belajar
kelompok untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi siswa
PEMBAHASAN
Pembelajaran akan efektif
jika proses untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan waktu
tepat. Merancang proses belajar efektif
perlu dikuasai penuh oleh guru. Pembelajaran yang efektif merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran. mewujudkan proses pembelajaran
efektif perlu menjadi perhatian guru
dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.
Pada prinsipnya pembelajaran
yang efektif memiliki 2 komponen utama, yaitu waktu belajar aktif dan
pembelajaran berkualitas.
1. Waktu belajar
aktif
Belajar
dapat menimbulkan kejenuhan, apabila pengaturan waktunya tidak sesuai. Waktu belajar
siswa yang efektif penting untuk diketahui oleh guru. Fungsinya tentu saja supaya
guru dapat merancang strategi belajar yang sesuai dengan karakter siswa. Setiap
siswa, sebenarnya sudah memiliki waktu belajarnya masing-masing. Selain itu, siswa memiliki ketahanan belajar dan
kapasitas menampung informasi yang berbeda beda.
Salah satu kunci
untuk dapat menghasilkan suatu proses pembelajaran yang efektif adalah
keterampilan guru dalam membuat jadwal Pelajaran dan menyinkronkannya dengan
waktu belajar siswa. Mengatur jadwal belajar
bagi siswa mungkin terlihat mudah dan sederhana.
Namun dalam prakteknya, guru akan menghadapi
beberapa tantangan. Guru seringnya sulit dalam
untuk melatih siswa supaya mampu membagi antara waktu belajar dengan waktu bermain bagi siswa. Salah satu strategi yang harus dikerjakan oleh guru adalah
a) meminta anak membuat buku harian; b) menyusun target belajar; dan c)
menentukan strategi belajar yang tepat. Supaya lebih jelas, berikut uraian
tentang strategi mengatur waktu belajar.
a.
Membuat Buku Harian
Guru dan siswa
perlu disadarkan pentingnya membuat buku harian. Dengan memiliki buku harian siswa
akan dapat menyiapkan diri sesuai dengan agenda yang telah dibuatnya. Disini
diharapkan siswa tidak menghabiskan waktunya hanya untuk bermain. Dengan
memiliki agenda, siswa akan belajar bertanggungjawab. Sementara guru merupakan
model bagi siswa tentang bagaimana mengisi buku harian bagi siswa.
Lalu apa saja
isi agenda harian bagi siswa? Agenda harian anak bisa berisi jam-jam waktu
bermain, jam waktu belajar, jam waktu membantu orangtua, jam waktu kumpul
dengan keluarga dan jam waktu menyelesaikan pekerjaan di rumah serta istirahat.
b. Menyusun Target
Pembelajaran
Selanjutnya
dalam cara mengatur waktu siswa belajar supaya efektif adalah dengan memberikan
target belajar yang akan dicapai. Dalam kurikulum Merdeka belajar, guru
sebaiknya menyampaikan capaian belajar. Hal ini secara berangsur akan
memberikan target bagi siswa selama belajar. Dan Ketika siswa sudah terampil,
mereka akan mampu menghitung waktu kebutuhan belajar terhadap pencapaian suatu
target. Baik saat belajar mandiri, berkelompok ataupun di dalam kelas.
c. Menentukan strategi
Pembelajaran
Membuat
jadwal harian belajar beserta target yang ingin dicapai sudah terjadi. Langkah
berikutnya adalah menentukan strategi belajar yang sesuai. Ada banyak strategi
belajar, misal menggunakan teknik mind mapping Pomodoro, menghafal, drill atau
metode belajar lainnya yang sesuai dengan karakter siswa. Pada saat mereka sudh
terampil memilih strategi belajar, maka anak diharapkan juga akan mampu
menyesuaikan strategi belajar yang diterapkan oleh guru saat berada dalam
kelas.
Gambaran
sederhana perlunya guru dan siswa dalam mengatur waktu belajar aktif disajikan
pada gambar 2. Pada gambar disampaikan kalau guru dan siswa sudah dapat
mengatur waktunya secara efektif, dapat dipastikan proses pembelajaran efektif
dapat terwujud. Pada terapannya tentu saja gambar 2 tersebut hanya semacam
pemantik. Pengembang yakin guru akan dapat lebih mengembangkan kegiatan untuk
dapat mewujudkan waktu belajar efektif baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
siswanya.
Gambar
2. Tips Berlatih mengatur waktu belajar
2. Pembelajaran
Berkualitas
Pembelajaran yang
berkualitas adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang dengan baik dan
efektif untuk mencapai tujuan. Pembelajaran berkualitas dapat dihasilkan karena
terdapat kombinasi komponen komponen penunjang dalam sebuah proses
pembelajaran.
Berdasarkan
beberapa literasi baik dari buku rujukan maupun artikel, diketahui terdapat
banyak sekali komponen supaya pembelajaran berkualitas dapat terwujud. Namun,
pada tulisan ini, pengembang rumuskan menjadi 11 komponen utama supaya proses
belajar menjadi berkualitas. Ke 11 komponen tersebut pengembang deskripsikan
seperti pada gambar 3.
Gambar 3. 11 komponen utama pembelajaran berkualitas
Ke 11 komponen utama
supaya pembelajaran berkualitas kemudian dideskripsikan secara singkat seperti pada
uraian di bawah ini.
a.
Kurikulum Terstruktur
Saat ini, kurikulum Merdeka
sudah meluncurkan struktur materi berbasis fase pertumbuhan siswa. Materi
dibangun berdasarkan pertumbuhan kognitif, psikomotor maupun afektif peserta
didik. Diharapkan dengan struktur kurikulum ini, materi dapat diserap dengan
mudah oleh siswa seluruh jenjang.
b.
Tujuan Pembelajaran yang Jelas
Pembelajaran berkualitas
harus memiliki tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan
waktu-tertentu. Kurikulum Merdeka, sudah mengarahkan guru untuk secara rinci membuat
tujuan pembelajaran mulai dari capaian
pembelajaran sampai dengan alur tujuan pembelajaran.
c.
Strategi Pembelajaran Bervariatif
Strategi pembelajaran digunakan
dengan memanfaatkan metode seperti ceramah, diskusi kelompok, proyek, simulasi,
studi kasus, dan pengalaman praktis untuk membantu siswa belajar dengan gaya
belajar yang berbeda supaya dapat lebih memahami dan menerapkan informasi
dengan lebih baik.
Mengapa perlu bervariatif?
Karena mempelajari konsep akademis itu merupakan proses lama dan membosankan.
Supaya menjadi menarik, maka konsep akademik dihidupkan dengan memberikan
pengalaman belajar visual dan praktis sehingga dapat membantu siswa dalam
memahami bagaimana penerapan materi yang dipelajari dalam kelas dalam kehidupan
sehari-hari. Dan tentu saja semakin siswa terlibat dalam proses pembelajaran
akan memberikan makna yang lebih mendalam bagi mereka.
d.
Diversifikasi Sumber Belajar
Pemanfaatan
ragam sumber belajar seperti buku teks, video, infografis, sumber daring, dan
materi audiovisual lainnya perlu dimaksimalkan dalam pembelajaran. Pemanfaatan
ragam sumber belajar dapat membantu siswa dalam memaksimalkan kompetensinya.
Ragam gaya belajar diharapkan juga dapat terakomodir dengan pemanfaatan sumber
belajar beragam tersebut. Diharapkan tentu saja supaya mereka dapat meraih
pemahaman yang lebih baik.
e.
Interaksi dan Kolaborasi
Interaksi antara siswa dengan
siswa dan siswa dengan pengajar perlu ditumbuhkan. Guru perlu menciptakan
lingkungan belajar yang dinamis. Kolaborasi mewujudkan siswa untuk dapat saling
belajar dan berkembang dalam rangka membangun keterampilan social. Keterampilan
social merupakan komponen utama dalam berinteraksi dengan Masyarakat tempat
siswa hidup.
f.
Penggunaan Teknologi
Pengintegrasian teknologi
yang relevan dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterlibatan dan memberikan siswa
akses ke sumber daya yang lebih luas. Bentuk-bentuk teknologi yang dilibatkan
pada keadaan kekinian mencakup platform pembelajaran online, simulasi, video
pembelajaran, dan alat-alat interaktif lainnya.
g.
Umpan Balik Konstruktif
Memberikan umpan balik perlu
diberikan kepada siswa. Tujuannya supaya siswa dapat membangun diri, memptivsi
diri maupun memahami bagian mana yang harus diperbeiki. Proses perbaikan dapat
dilakukan baik melalui proses reflektif kemudian membangun konsep baru ataupun
dengan cara yang lain. Supaya umpan balik memberi manfaat maksimal, maka harus
disampaikan secara jelas dan konstruktif.
h.
Penilaian Autentik
Penilaian seharusnya
mencerminkan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan konteks dunia
nyata. Penggunaan aneka ragam bentuk penilaian sebaiknya segera dilaksanakan.
Kurikulum Merdeka sangat memberi ruang bagi guru untuk memberikan penilaian
kepada siswa secara autentik. Penilaian dalam bentuk proyek, presentasi, tugas
praktis, dan ujian akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang keterampilan
dan pemahaman siswa.
i.
Diferensiasi
Siswa memiliki keragaman
budaya dan gaya. Termasuk diantaranya adalah gaya belajar dan kecepatan
belajar. Pengakuan guru terhadap keberagaman ini tentunya sangat diperlu
ditunjukkan kepada siswa. Karena pengakuan keberagaman, merupakan bentuk
penhargaan guru kepada siswa secara personal. Akibatnya adalah meningkatnya
rasa percaya diri siswa dan memberi kesempatan bagi siswa untuk berkembang
secara maksimal di sekolah. Pengembangan pembelajaran yang berkualitas pada
masa kurikulum Merdeka sebaiknya sudah mengakomodir pendekatan diferensiasi.
j.
Pengembangan Keterampilan Abad 21
Selain pengetahuan akademis,
siswa juga perlu mengembangkan regam keterampilan. Keterampilan tersebut meliputi
pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi, kerja tim, dan keterampilan
menggunakan teknologi informasi.
k.
Lingkungan Sekolah Aman
Lingkungan yang nyaman,
aman, dan positif perlu diciptakan. Budaya belajar akan tumbuh di lingkungan
sekolah aman. Lingkungan sekolah aman akan memotivasi siswa dalam belajar,
karena meraka akan merasa betah dan nyaman belajar di sekolah. Guru yang ramah
dan rajin mencari pengetahuan baru juga akan menjadi contoh baik bagi para
siswa.
Nah ke 11
komponen diatas, perlu diaplikasikan oleh dalam pembelajaran secara tepat. Hasilnya tentu saja proses pembelajaran yang
efektif. Penerapan dari masing-masing komponen perlu dirinci menjadi lebih
detil lagi, sehingga akan lebih memudahkan guru dalam mewujudkan pembelajaran
yang efektif di kelas masing-masing.
Penutup
Demikian guru
sedikit wejangan tentang bagaimana sih, cara mewujudkan proses pembelajaran
yang efektif. Pada tulisan diatas hanya ada tips saja, yaitu waktu belajar
efektif dan proses pembelajaran berkualitas.
Semoga dapat
diterapkan nggih. Nuwun.
*) Pengembang
Teknologi Pembelajaran Ahli Madya Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Tengah
Daftar Pustaka
Buku Rujukan
Punaji Setyosari, Haji. 2020. Desain Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, Made. 2018. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Monetti, D., & Hummel, J. 2009. Designing Direct
Instruction. Pre-publication version of chapter published in C.M. Reigeluth and
A. Carr-Chellman, Instructional-Design Theories dnd Models: Volume III,
Building A Common Knowledgebase[73-97]. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum
Associates.
Hewitt, D. 2008. Undertanding Effective Learning.
Strategies for The Classroom. NY: McGraw-Hill Education, Open University
Press. Huitt, W.,
Joyce, B., & Weil, M., & Calhoun, E. 2003. Models
of Teaching (7th ed.). Boston: Allyn & Bacon.
Gagne, R.M. 1985. The Condition of Learning. New
York: Holt, Rinehart And Winstone.
Artikel hasil Penelitian
Bistari Basuni Yusuf. 2018. Konsep dan Indikator Pembelajaran Efektif.
Pontianak: Universitas Pontianak. Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan,
volume 1 no 2.
Sanchia Janita Prameswari. 2018. The Development of the Effective
Learning Environment by Creating an Effective Teaching in the Classroom.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Indonesian Journal of Informatics Education,
volume 1, no 1.
Punaji Setyosari. 2014. Menciptakan Pembelajaran Yang Efektif Dan
Berkualitas. Malang: Universitas Malang. Jurnal
Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, Volume 1, Nomor 1.