Adaptif Learning Strategi Cerdas untuk Terapkan Hybrid PMM
Oleh: Lulud Prijambodo Ario Nugroho
Pengembang Teknologi Pembelajaran Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Tengah
Platform Merdeka Mengajar telah diluncurkan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ristek menandai peluncuran platform ini sebagai awal perubahan proses pembelajaran di negeri ini. Perlahan tetapi pasti, terjadi suatu transformasi pembelajaran digital. Pembelajaran digital adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan teknologi informasi sebagai dasar pelaksanaan pembelajarannya, mulai dari perancangan pembelajaran, sumber belajar, jaringan dan sistem belajar, serta tentu saja dengan sistem asesmen yang diterapkan.
Cara paling mudah untuk merubah proses pembelajaran, dimulai dengan merubah sistem asesmennya. Saat ini sistem asesmen secara nasional sudah diubah berbasis komputer daring atau sudah dikenal dengan sebutan UBKD, yaitu ujian berbasis komputer daring. Langkah kedua yang dilakukan oeh kementerian adalah memerdekakan guru dalam mengikuti pelatihan mandiri. Salah satu fitur platform merdeka mengajar adalah fitur pelatihan mandiri. Melalui fitur ini, guru diajak untuk melakukan proses belajar mandiri dengan strategi belajar 100% online asinkronus. Pada proses pelatihan mandiri, guru bebas nenilih modul belajar mana yang akan ditekuni oleh guru secara mandiri samapi tuntas belajarnya. Pada fitur tersebut, terdapat tiga tahap belajar yang harus dilalui oleh guru, yaitu: a) membaca modul; b) mendiskusikan hasil bacaannya atau mencari referensi lain; c)melihat video pembelajaran membandingkan dengan beberapa video yang sejenis dan kesimpulannya dituliskan dalam bentuk mengerjakan tes akhir; dan kemudian d) melakukan aksi nyata sebagai bentuk pemaparan hasil belajarnya. Kalau dirangkum kegiatan belajar guru tersebut terdapat empat tahap, yaitu memBaca, mendisKUsikan, meLIhat dan melakuKAN (BAKULIKAN).
Setelah kedua langkah tersebut, diharapkan guru secara berangsur mampu melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan PMM tersebut. Celotehan para insan Pendidikan di medsosyang paling sering adalah lambatnya proses guru dalam melakukan transformasi pembelajaran digital. Walaupun secara statistik, penggunaan PMM sudah tinggi, tetapi belum dapat mendeteksi sejauh mana upaya guru dalam melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan PMM. Bukti sederhana dari statemen ini adalah, masih digunakannya metode ujian ataupun ulangan harian menggunakan kertas. Satuan Pendidikan masih boros penggunaan kertas saat berproses dalam meng “asesmen” hasil belajar para “murid”.
Bukti sederhana kedua adalah masih rendahnya dominasi “murid” dalam melakukan proses belajar berbasis akun belajar siswa. Belum mendominasinya “murid” dapat dilihat pada dashboard terkait aktivasi akun belajar siswa. terdapatnya celotehan di medsos adanya siswa yang tidak mengetahui bahwa dia memiliki akun belajar, padahal di dashboard aktivasi sudah dinyatakan akun siswa tersebut sudah aktif.
Kedua data ini sebenarnya menunjukkan guru perlu didampingi dalam melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan PMM. Guru perlu di “merdeka”kan saat melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan PMM. Guru yang merdeka adalah guru yang terampil dan merdeka untuk memilih strategi belajar apa yang akan diterapkan pada proses pembelajarannya. Bukan sekadar guru yang hanya mampu “bertutur dan berkapur”.
Salah satu inovasi yang dilakukan oleh pengembang untuk mendampingi guru adalah dengan mengembangkan suatu strategi pembelajaran Hybrid. Adapun nama dari hasil inovasi pembelajaran digital adalah “Hybrid PMM”. Hybrid PMM merupakan suatu proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran Hybrid dengan memanfaatkan platform Merdeka Mengajar dan sumber belajar ataupun LMS pendukungnya, yaitu rumah belajar dan akun belajar.id. mengapa tidak boleh terlepas dari sumber belajar dan LMS pendukungnya? Karena PMM tidak akan dapat dimanfaatkan sebagai platform pembelajaran jika meninggalkan akun belajar.id dan sumber belajar terbuka lainnya (misal: rumah belajar, google search, dll).
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur pembelajaran elektronik berbasis hybrid untuk memanfaatkan Paltform merdeka mengajar beserta contoh penerapannya.
Pembahasan
Platform Merdeka Mengajar adalah sebuah platform yang dibangun untuk membantu guru dalam dua hal. Pertama untuk membantu meningkatkan kompetensi guru secara mandiri. Dan kedua membantu guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran bersama murid. Bantuan pertama PMM bagi guru, saat ini sedang dilaksanakan. Berbondong-bondong guru melakukan kegiatan pelatihan mandiri dengan memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan pada platform merdeka belajar.
Bantuan kedua, nah sampai saat ini fitur PMM untuk membantu guru dalam melakukan pembelajaran belum seutuhnya dapat dilakukan. fitur pembelajaran baru satu yang dapat diakses untuk pelaksanaan pembelajaran dalam kelas maya PMM, yaitu fitur asesmen. Fitur asesmen dapat digunakan untuk mengukur peningkatan literasi ataupun numerasi peserta didik. Adapun proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan bantuan perangkat ajar. Akan tetapi proses pembelajaran bagi peserta didik belum dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat PMM. Dalam hal ini, guru berinovasi dengan melakukan pembelajaran offline tanpa bantuan perangkat digital ataupun dengan menggunakan perangkat belajar secara digital. Saat ini, pembelajaran digital, masih dikembangkan tentang bagaimana cara meng “asesmen” secara daring.
Kemudian bagaimana cara mengembangkan pembelajaran secara daring? Perlu diingat bahwa sebelum dikembangkan platform merdeka mengajar, kementerian telah terlebih dahulu meluncurkan suatu akun, yaitu akun belajar.id. Saat ini, akun belajar ini telah dimanfaatkan sebagai single sign on pada kegiatan pembelajaran. Pengguna akun ini utamanya adalah bagi guru dan peserta didik. untuk dapat masuk ke PMM, guru harus menggunakan akun belajar ini. tetapi apakah peserta didik ketika akan masuk ke PMM juga harus menggunakan akun belajar? berdasarkan pengamatan, ternyata peserta didik Ketika memasuki PMM tidak harus menggunakan akun belajar. mereka cukup menggunakan akun gmail. Inilah sebabnya saat ini, masih ramai pertanyaan muncul mengapa akun PMM tinggi, sementara akun belajar tingkat aktivasinya masih rendah.
Itulah sebabnya, pada tulisan ini pengembang mengajak guru untuk memulai proses pembelajaran hybrid. Pembelajaran Hybrid adalah suatu pembelajaran dimana guru meulai melibatkan perangkat digital secara langsung. Dalam melakukan pembelajaran hybrid, tentu saja guru harus mempertimbangkan keberadaan perangkat belajar digital yang dimiliki oleh sekolah. perangkat digital meliputi kepemilikan perangkat komputer, listrik maupun jaringan internet. Kepemilikan perangkat digital sekolah, saat ini masih terbatas, atau bahkan sangat terbatas. Keterbatasan inilah, maka dikembangkan suatu pembelajaran hybrid, dimana peserta didik dapat berpindah kelas untuk bergantian perangkat digital, dan sebagiannya lagi melakukan pembelajaran offline tanpa perangkat digital. Ya tipe pembelajaran yang dikembangkan ini, merupakan tipe pembelajaran hybrid-adaptif. Pengembang menggabungkan konsep pembelajaran hybrid dengan pembelajaran adaptif.
Pembelajaran adaptif adalah sebuah proses pembelajaran alternatif. Dinamakan pembelajaran adaptif dalam gianti (2021) karena saat merancang pembelajaran, guru mempertimbangkan ketersediaan alat, kondisi dan lingkungan belajar peserta didik. Pertimbangan ini tentu saja bertujuan untuk memaksimalkan hasil belajar. pengertian hasil belajar, saat ini sudah tidak sebatas hanya hasil belajar dari sisi kognitif. Ada nilai yang memiliki harga lebih tinggi dari kognitif, yaitu sikap atau karakter pelajar Pancasila dan hasil belajar dalam bentuk keterampilan. Gambar 1. Mendeskripsikan secara sederhana bagaimana sebuah strategi pembelajaran hybrid -adaptif dirancang. Hybrid adaptif ini secara sederhana diberi nama hybrid PMM, karena Pembelajaran Hybrid diseduaikan dengan platform merdeka mengajar.
Gambar 1. Merancang pembelajaran hybrid PMM dengan strategi adaptif
Pada penerapannya, guru dalam melakukan pembelajaran hybrid PMM masih harus mensintesakan dengan model pembelajaran siswa aktif. Sintesa dengan model pembelajaran siswa aktif untuk memastikan bahwa proses belajar siswa aktif dapat terbangun. Semakin dinamis dan variatifnya pembelajaran siswa aktif yang digunakan, maka pembelajaran yang diberikan akan semakin memberikan makna bagi peserta didik. kemudian, peserta didik diajak untuk Membangun proses pengetahuan melalui proses empiris dan dilakukan secara kolaboratif.
Gambar 2 mendeskripsikan bagaimana rancang bangun pembelajaran Hybrid PMM ini disusun berdasarkan alur pembelajaran dan pemanfaatan akun belajar serta platform merdeka mengajar yang digunakan. Tujuan dirancangnya inovasi pembelajaran hybrid PMM adalh untuk meningkatkan literasi numerasi dengan memanfaatkan lingkungan adaptif. Dalam hal ini adalah memanfaatkan akun belajar dan PMM.
Gambar 2. Rancang bangun Model Pembelajaran hybrid PMM.
Bagaimana prosedur pembelajaran hybrid PMM?
Prosedur pembelajaran hybrid PMM, dikembangkan dengan menggunakan prosedur pembelajaran siswa aktif yang disintesakan. Sebagai misal Hybrid PMM disintesakan dengan pembelajaran berbasis proyek, maka prosedur pembelajaran dikembangkan rancangan pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek dikembangkan untuk memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. strateginya adalah melibatkan peserta didik untuk membuat proyek berbasis permasalahan riil yang terdapat pada lingkungan sekitar tempat peserta didik tumbuh. Kelemahan mendasar pada penerapan pembelajaran berbasis proyek, secara umum adalah : memerlukan biaya; waktu; ragam sumber belajar dan kolaborasi antara guru dengan peserta didik untuk jangka waktu yang cukup lama. Selain itu dikhawatirkan peserta didik hanya akan menguasai satu topik tertentu. Sebenarnya dengan pembelajaran hybrid, maka Sebagian besar kelemahan dari penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat diatasi. Beberapa kelemahan yang dapat diatasi adalah: beragamnya kebutuhan sumber belajar dan biaya. Adapun kebutuhan waktu yang panjang tidak dapat dihindarkan, hal ini disebabkan keterampilan dan kecepatan peserta didik dalam memahami solusi, kemudian mendesain dan membuat produk pasti berbeda beda, dalam hal ini guru harus bersabar.
Adapun beberapa kelebihan dari penerapan model pembelajaran berbasis proyek diantaranya adalah meningkatkan keterampilan berkolaboratif baik diantara peserta didik dan juga dengan guru. Selain itu keterlibatan langsung peserta didik dengan permasalahan yang muncul dilingkungannya akan memberikan pengalaman bermakna dengan retensi cukup panjang. Secara umum, prosedur pembelajaran berbasis proyek adalah: a)menentukan pertanyaan mendasar; b)membentuk kelompok supaya peserta didik dapat bekerja secara kolaboratif; c)Menyusun perencanaan proyek; d) Menyusun Rencana kerja yang terjadwal; e) Mendampingi siswa dalam bekerja dan memantau pelaksanaan proyek; f)Penilaian hasil; dan g)Mengevaluasi pengalaman belajar. Adapun inovasi pembelajaran Hybrid PMM adalah sebagaimana disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Prosedur pembelajaran Hybrid PMM
No |
Aktivitas guru- peserta didik |
Platform |
Sumber belajar |
1 |
Guru menentukan
pertanyaan mendasar |
Googleclassroom, WA grup |
CP-ATP-MA dari PMM |
2 |
Guru membentuk
kelompok supaya peserta didik dapat bekerja secara kolaboratif |
Googleclassroom |
- |
3 |
Peserta didik
menyusun perencanaan proyek |
Google classroom |
Googlesearch engine, PMM dan rumah belajar |
4 |
Peserta didik
menyusun Rencana kerja yang terjadwal |
Googleclassroom dan google calender |
Diskusi berdasarkan hasil belajar
langkah 3 |
5 |
Guru Mendampingi
peserta didik dalam bekerja dan memantau pelaksanaan proyek |
Googleclassroom dan googlecalender |
Guru mendampingi kegiatan belajar
berdasarkan progress di googleclassroom
dan googlecalender |
6 |
Peserta didik
mengumpulkan laporan dan produk (jika proyek berbentuk produk) |
Googleclassroom dan langsung |
Guru menerima hasil belajar
peserta didik |
6 |
Guru Penilaian hasil |
Googledocs melalui googleclassroom |
Menilai laporan kerja maupun
produk |
7 |
Guru Mengevaluasi
pengalaman belajar |
Tatap muka langsung |
Diskusi dan paparan kelompok
belajar |
8 |
Guru mengukur
peningkatan literasi-numerasi |
PMM-asesmen kelas |
PMM-Asesmen |
Penutup
Berdasarkan uraian dapat kita ketahui bersama bahwa Pembelajaran hybrid PMM merupakan mix antara pembelajaran Hybrid dengan pembelajaran adaptif. Pembelajaran Hybrid PMM dapat diterapkan oleh guru, dengan catatan guru harus memiliki keterampilan untuk memainkan perannya bagi peserta didik. peran tersebut antara lain sebagai mentor, pendamping ataupun fasilitator. Pada pembelajaran Hybrid PMM guru harus fleksibel dalam merancang strategi pembelajarannya. Hal inilah yang menyebabkan pembelajaran Hybrid PMM juga merupakan bagian dari pengembangan pembelajaran adaptif. Keterampilan guru, pada langkah awalnya tentu saja harus menguasai ragam dan bentuk pembelajaran Hybrid, serta jeli dalam memilih dan menibmang strategi seperti apa yang akan digunakan pada setiap proses pembelajarannya.
Guru, bukan saatnya bagi kita surut untuk ke masa lalu dalam melakkukan Pembelajaran, melainkan maju ke depan. Tingkat kesulitan anak anak kita, jauh di atas kita pada saat ini. mereka butuh keterampilan lebih, untuk mempertahankan negeri ini. Butuh power untuk tetap bertahan hidup. Mari rubah diri kita, perbaiki kualitas pembelajaran kita untuk generasi yang lebih unggul.
Daftar Rujukan
Gianti Gunawan dkk. 2021. ADAPTASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE HYBRID LEARNING. Sleman: Zahir Publishing.
Sutiah.2019. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER. Sidoarjo: NIzamia Learning Center.
Siberman, M. 2017. Active learning (101 strategi pembelajaran aktif). Nuansa Cendekia. Bandung.
Bambang S. Sulasmono dkk, 2012 , Pengembangan Model Pembelajaran Adaptif, Kooperartif, Aktif Dan Reflektif (PAKAR). Satya Widya Vol.28, No.1, Juni 2012: 93-110
Erni Murniarti.2016. Penerapan Metode Project Based Learning Dalam Pembelajaran.Jakarta: jurnal univ Kristen Indonesia.